"NYEKAR", TRADISI JELANG LEBARAN YANG MASIH TERJAGA DI DESA SADANG

  • Apr 13, 2024
  • Sadang

Sadang_Gemilang - Hari Raya Idul Fitri merupakan hari kemenangan yang sangat dinantikan oleh seluruh umat muslim di berbagai belahan dunia. Banyak tradisi unik yang tersimpan didalam kebudayaan khususnya masyarakat jawa. Nyekar adalah salah satu dari sekian ribu tradisi untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Tradisi unik juga terdapat didalam budaya masyarakat Desa Sadang. Nyekar merupakan kegiatan mengunjungi makam leluhur yang telah terlebih dahulu menghadap ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam melakukan kunjungan tersebut, warga melakukan kegiatan bersih-bersih makam. Mulai dari mencabut rumput yang ada disekeliling makam, meninggikan gundukan makam dengan tanah yang ada disekelilingnya, membacakan Surat Yasin dan Tahlil, sampai membawakan bunga serta minyak wangi untuk makam leluhur.

     Sebelum berangkat ke makam, sebagian warga membeli bunga dengan berbagai warna dan jenis di pedagang yang kerap di jumpai menjajakan dagangannya di pinggir jalan, di seberang lampu merah, dihalaman pasar dan masih banyak tempat lainnya. Selain bunga, biasanya pedagang yang menjual bunga secara musiman tersebut juga menyediakan paket lengkap dengan minyak wangi, kapur sirih dan yang lainnya yang admin sendiri tidak mengerti apa isinya. Sesampainya di makam, bunga tersebut kemudian ditaburkan diatas makam, sedangkan kapur sirih dan minyak dioleskan di batu nisan maupun patok kayu yang ada di makam. Sebagian lainnya ada yang hanya membawa perlengkapan bersih-bersih seperti cangkul, sabit dan sapu. Rumput yang menutupi area makam dibersihkan dengan sabit, kemudian disapu agar bersih. Selain 2 jenis warga tersebut, ada juga masyarakat yang langsung mengaji dengan membacakan Surah Yasin dan Tahlil untuk ahli kuburnya. 

     Di Desa Sadang sendiri, makam mulai ramai dikunjungi warga yang akan melakukan tradisi nyekar di sepuluh hari terakhir bulan Ramadahan. Adapan hari kunjungan ke makam tersebut sebagian dilakukan di malam-malam ganjil terakhir bulan Ramadhan. Berbagai kendaraan dengan plat luar kota pun banyak terparkir di halaman makam. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tradisi Nyekar masih terpelihara meskipun warga sudah puluhan tahun merantau meninggalkan kampung halaman. (@gus_sdg)